Contoh Kalimah Uleman Bahasa Sunda yang Sopan

Pernahkah Anda bingung saat ingin membuat undangan dalam bahasa Sunda yang sopan dan sesuai dengan budaya? Banyak orang, terutama yang baru belajar bahasa Sunda, merasa kesulitan menyusun kalimat undangan atau kalimah uleman yang tepat. Padahal, undangan dalam bahasa Sunda memiliki ciri khas yang mencerminkan nilai kesopanan dan keramahan masyarakat Sunda.

Jangan khawatir, menyusun kalimah uleman bahasa Sunda sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan. Dengan memahami struktur, kosakata, dan gaya bahasa yang umum digunakan, Anda bisa membuat undangan yang terdengar alami dan sesuai adat.

Artikel ini akan membahas contoh-contoh kalimat undangan dalam bahasa Sunda yang bisa Anda gunakan untuk berbagai acara, mulai dari pernikahan hingga syukuran.

Pengertian Kalimah Uleman dalam Bahasa Sunda

Kalimah uleman dalam bahasa Sunda merujuk pada kalimat atau ungkapan yang digunakan untuk mengundang seseorang ke sebuah acara. Kalimat ini biasanya menggunakan bahasa yang halus (lemes) untuk menunjukkan rasa hormat kepada tamu undangan.

Dalam budaya Sunda, penggunaan bahasa yang sopan sangat penting, terutama untuk acara formal seperti pernikahan, khitanan, atau acara adat lainnya.

Selain itu, kalimah uleman juga mencerminkan identitas budaya Sunda yang kaya akan nilai-nilai sosial. Kalimat undangan biasanya disusun dengan struktur yang jelas, mencakup salam pembuka, tujuan undangan, waktu, tempat, dan penutup.

Dengan memahami elemen-elemen ini, Anda bisa menyusun undangan yang tidak hanya informatif, tetapi juga menghormati tamu yang diundang.

Ciri-Ciri Kalimah Uleman Bahasa Sunda yang Baik

Sebuah kalimah uleman yang baik harus memenuhi beberapa kriteria agar mudah dipahami dan sesuai dengan etika budaya Sunda.

Pertama, kalimatnya harus menggunakan bahasa yang sopan dan mudah dimengerti.

Kedua, undangan harus mencakup informasi penting seperti nama acara, waktu, tempat, dan nama tuan rumah.

Berikut adalah ciri-ciri kalimah uleman yang baik:

  • Menggunakan bahasa Sunda lemes untuk menunjukkan kesopanan
  • Struktur kalimat jelas dan tidak bertele-tele
  • Mengandung unsur budaya Sunda, seperti salam pembuka “Sampurasun”
  • Menyertakan informasi lengkap tentang acara

Dengan memperhatikan ciri-ciri ini, Anda bisa membuat undangan yang tidak hanya fungsional, tetapi juga mencerminkan nilai budaya Sunda. Pastikan juga untuk menyesuaikan gaya bahasa dengan jenis acara, misalnya lebih formal untuk pernikahan atau lebih santai untuk syukuran.

Contoh Kalimah Uleman Bahasa Sunda untuk Berbagai Acara

Berikut adalah beberapa contoh kalimah uleman dalam bahasa Sunda yang bisa Anda gunakan sebagai referensi. Setiap contoh disusun untuk acara yang berbeda agar Anda bisa menyesuaikannya dengan kebutuhan.

Uleman Pikeun Acara Kawinan (Pernikahan)

Sampurasun, sim kuring ngahaturkeun uleman kanggo Bapak/Ibu/Saderek sadayana, supados tiasa sumping dina acara walimatul ursy putra/putri sim kuring, [Nama Panganten], anu bakal dilaksanakeun dina [tanggal] di [tempat]. Mugia Bapak/Ibu tiasa sumping sareng masihan doa restu.

Acara pernikahan dalam budaya Sunda membutuhkan bahasa yang sangat sopan. Contoh di atas menggunakan kosakata halus seperti “ngahaturkeun” dan “sumping” untuk menunjukkan rasa hormat. Kalimat ini cocok untuk undangan tertulis yang formal.

Uleman Pikeun Acara Khitanan

Sampurasun, sim kuring ngahaturkeun uleman kanggo Bapak/Ibu, supados tiasa ngahadiran acara syukuran khitanan putra sim kuring, [Nama Anak], anu bakal dilaksanakeun dina [tanggal] di [tempat]. Wilujeng sumping sareng mugia tiasa masihan doa.

Undangan khitanan biasanya lebih sederhana dibandingkan pernikahan, tetapi tetap menggunakan bahasa halus. Kalimat di atas mencakup salam pembuka, informasi acara, dan permohonan doa yang umum digunakan dalam tradisi Sunda.

Uleman Pikeun Acara Syukuran

Sampurasun, sim kuring sadaya ngahaturkeun uleman kanggo Bapak/Ibu, supados tiasa sumping dina acara syukuran [misal: ngawinkeun orok], anu bakal dilaksanakeun dina [tanggal] di [tempat]. Wilujeng sumping sareng hatur nuhun kana doa restuna.

Acara syukuran biasanya bersifat lebih santai, sehingga kalimatnya bisa sedikit lebih fleksibel. Namun, contoh di atas tetap menggunakan bahasa sopan untuk menjaga kesan ramah dan hormat kepada tamu.

BACA JUGA: 10 Contoh Kata-Kata Undangan Lewat WA Tanpa Mengurangi Rasa Hormat

Tips Menyusun Kalimah Uleman Bahasa Sunda

Menyusun kalimah uleman yang baik memerlukan perhatian terhadap kosakata dan struktur kalimat. Pertama, gunakan kata-kata sopan seperti “sumping” (hadir) atau “ngahaturkeun” (menyampaikan) untuk menunjukkan hormat. Kedua, pastikan informasi seperti waktu dan tempat disampaikan dengan jelas agar tamu tidak kebingungan.

Berikut adalah langkah-langkah menyusun kalimah uleman:

  • Buka dengan salam “Sampurasun” untuk kesopanan
  • Sebutkan nama tuan rumah dan tujuan acara
  • Cantumkan waktu dan tempat acara secara jelas
  • Tutup dengan ucapan terima kasih atau harapan kehadiran

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda bisa membuat undangan yang terasa alami dan sesuai adat Sunda. Jika acara lebih santai, Anda juga bisa menyesuaikan bahasa agar sedikit lebih akrab, tetapi tetap sopan.

Pentingnya Kalimah Uleman dalam Budaya Sunda

Dalam budaya Sunda, kalimah uleman bukan sekadar undangan, tetapi juga simbol sopan santun dan penghormatan terhadap tamu. Undangan yang disusun dengan baik menunjukkan bahwa tuan rumah menghargai kehadiran tamu dan ingin berbagi kebahagiaan. Selain itu, penggunaan bahasa Sunda dalam undangan membantu melestarikan budaya lokal di tengah pengaruh modernisasi.

Secara praktis, kalimah uleman yang jelas dan sopan memudahkan tamu memahami informasi acara dan merasa dihargai. Oleh karena itu, mempelajari cara menyusun undangan yang sesuai dengan norma budaya Sunda sangat penting, terutama bagi Anda yang sering mengadakan acara adat atau keluarga.


Kalimah uleman bahasa Sunda adalah cerminan budaya yang kaya akan nilai kesopanan dan keramahan. Dengan memahami struktur, kosakata halus, dan ciri-ciri undangan yang baik, Anda bisa menyusun undangan yang tidak hanya informatif, tetapi juga bermakna.

Gunakan contoh-contoh di atas sebagai panduan, dan sesuaikan dengan kebutuhan acara Anda. Semoga artikel ini membantu Anda menciptakan undangan yang mencerminkan keindahan budaya Sunda!

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *