
Bagi pasangan muslim yang akan menikah, salah satu momen penting yang selalu menjadi perhatian adalah sesi seserahan. Namun, tak sedikit yang masih bingung tentang bagaimana seserahan pernikahan dalam Islam seharusnya dilakukan, apa saja makna di baliknya, hingga bagaimana hukumnya menurut syariat. Banyak yang mengira seserahan hanya sebatas tradisi turun-temurun, padahal Islam juga memberikan panduan dalam praktik ini.
Sebagai calon pengantin, tentu kamu ingin semua proses berjalan sesuai ajaran agama. Maka dari itu, memahami makna seserahan pernikahan dalam Islam beserta hukumnya adalah langkah awal yang tepat agar acara lebih bermakna dan penuh keberkahan.
Simak artikel ini hingga tuntas untuk mendapatkan panduan lengkap serta nilai-nilai yang terkandung di balik tradisi seserahan dalam Islam.
Apa Itu Seserahan Pernikahan dalam Islam?
Seserahan dalam konteks pernikahan Islam merujuk pada pemberian yang disiapkan oleh pihak mempelai pria untuk diserahkan kepada mempelai wanita menjelang akad nikah. Meski tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur’an, tradisi ini berkembang dalam budaya masyarakat sebagai simbol tanggung jawab dan keseriusan calon suami terhadap calon istri.
Secara umum, seserahan dianggap sebagai bentuk penghormatan serta kesiapan lahir dan batin dalam membina rumah tangga. Bukan hanya sekadar hantaran barang, seserahan juga memuat pesan simbolis tentang kesiapan suami dalam memenuhi kebutuhan istri, baik fisik maupun emosional.
Makna Seserahan Pernikahan Menurut Islam
Makna seserahan dalam Islam sangat dalam dan tidak semata-mata tentang materi. Berikut ini beberapa makna penting dari tradisi seserahan menurut pandangan Islam dan budaya:
- Simbol Tanggung Jawab Suami
Memberikan seserahan adalah bentuk nyata bahwa pria siap menanggung kebutuhan istri secara lahiriah. Ini selaras dengan peran suami sebagai pemimpin dalam keluarga. - Bentuk Penghormatan kepada Keluarga Calon Istri
Dengan membawa seserahan, pihak pria menunjukkan kesungguhan serta sikap hormat terhadap calon istri dan keluarganya, mempererat tali silaturahmi antar dua keluarga besar. - Perwujudan Sunnah Memberi Hadiah
Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk saling memberi hadiah karena dapat mempererat kasih sayang. Maka, seserahan juga dapat dimaknai sebagai bentuk amal dan ibadah. - Simbol Kesiapan Menikah
Tidak hanya secara finansial, seserahan juga menunjukkan kesiapan emosional dan spiritual untuk menjalani bahtera rumah tangga bersama pasangan.
Makna-makna tersebut menunjukkan bahwa seserahan bukan sekadar formalitas atau ikut-ikutan adat, melainkan juga memiliki nilai-nilai positif yang sesuai dengan ajaran Islam.
Hukum Seserahan dalam Islam
Dalam hukum Islam, seserahan tidak termasuk rukun atau syarat sah nikah, sehingga hukumnya tidak wajib. Akan tetapi, tradisi ini diperbolehkan selama tidak menyalahi syariat, tidak memberatkan, dan tidak menjadi ajang pamer atau berlebihan.
Beberapa ulama berpendapat bahwa selama niatnya baik dan pelaksanaannya sesuai syariat, seserahan bisa menjadi amalan yang berpahala. Bahkan, jika isinya berupa kebutuhan dasar istri seperti pakaian, alat ibadah, dan perlengkapan pribadi, maka nilainya bisa bertambah sebagai bagian dari nafkah awal.
Namun, perlu diperhatikan bahwa:
- Seserahan bukan pengganti mahar
Mahar tetap menjadi kewajiban dan harus disebutkan dalam akad nikah. - Tidak boleh berlebih-lebihan
Islam sangat menekankan kesederhanaan dalam pernikahan, termasuk dalam seserahan. Jangan sampai memaksakan diri hanya demi gengsi. - Jangan menjadikan beban finansial
Jika memberatkan pihak pria atau bahkan menyebabkan utang, maka seserahan justru bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
BACA JUGA: 10 Seserahan Pernikahan Adat Betawi dan Maknanya
Isi Seserahan yang Dianjurkan dalam Islam
Meski tidak ada ketentuan baku, ada beberapa jenis barang yang umum dan dianjurkan dalam isi seserahan karena nilai manfaat dan simboliknya:
- Perlengkapan Ibadah
Seperti mukena, sajadah, atau Al-Qur’an. Ini mencerminkan harapan agar rumah tangga selalu dilandasi keimanan. - Pakaian dan Perhiasan
Menjadi simbol bahwa suami akan menafkahi istri secara layak, sesuai dengan kemampuannya. - Perlengkapan Mandi dan Kecantikan
Sebagai bentuk perhatian suami terhadap kenyamanan dan perawatan diri istri. - Makanan atau Kue Tradisional
Biasanya sebagai pelengkap dan simbol keberkahan serta kelimpahan rezeki. - Uang Tunai atau Mahar Tambahan
Kadang disisipkan sebagai tambahan bentuk penghargaan, tetapi tetap dibedakan dari mahar wajib.
Isi seserahan sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan calon mempelai pria dan tidak harus mewah, asalkan bermakna dan bermanfaat.
Tips Menyiapkan Seserahan Pernikahan
Agar proses seserahan berjalan lancar dan sesuai ajaran agama, berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan:
- Diskusikan isi seserahan bersama pasangan
- Prioritaskan kebutuhan pokok dan perlengkapan ibadah
- Sesuaikan dengan kemampuan finansial
- Hindari barang yang berlebihan atau mubazir
- Sertakan doa dan niat yang baik dalam setiap pemberian
Dengan memperhatikan hal-hal di atas, seserahan bukan hanya sekadar formalitas, tetapi menjadi bagian dari ibadah dalam menyambut pernikahan.
BACA JUGA: 10 Isi Seserahan Pernikahan Adat Jawa yang Wajib Kamu Tahu
Penutup
Seserahan pernikahan dalam Islam sejatinya bukanlah kewajiban, tetapi sebuah tradisi yang bisa menjadi bermakna bila dilandasi niat baik dan tidak berlebihan. Seserahan menggambarkan kesiapan, tanggung jawab, dan penghormatan antara dua calon keluarga. Selama dilaksanakan sesuai syariat dan tetap sederhana, seserahan akan menjadi bagian indah dari proses menuju kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.
Jika kamu sedang mempersiapkan hari istimewamu, pastikan semua berjalan lancar, termasuk undangannya. Buat undangan digital yang elegan dan praktis bersama undangan digital dari Nice Wedding, solusi modern untuk pernikahan masa kini.